Wednesday, June 5, 2013

Autum's Letter

can-can....
okey.. this is my story, 
I make this when I was at Senior High School with Arka Syuhada...
Happy reading Minna-San!!!

AUTUMN’S LETTER
              “Nara! Ayo !!”
              “Oppa! Tunggu, aku sudah lelah, tak bisakah kita istirahat ?” Keluh gadis kecil.
              Matahari bersinar terang menemani langkah mungil dan canda manis mereka, daun-daun yang berguguran menghias di sekeliling mereka.
              “Hem, sejuknya ... apa yang ingin kau tanyakan padaku?”
              “Oppa! Ku dengar berita tentangmu, hal ini membuat aku sedih, apa kau akan pindah ke Korea?”
              “Sepertinya begitu, aku harus ikut dengan Appa.”
              “Tak bisakah kau mengerti sejenak?” Raut sedih gadis kecil berwajah oval.
              “Percayakan semua pada janji dan hati kita” Senyum anak laki-laki berkaca mata.
              Burung-burung mungil bercanda riang menghias langit, hangatnya angin menembus tubuh dengan kelembutannya.
              Excuse me miss! We alredy arrive in korea!” Ucap pramugari.
              Oh.. Thank you” Jawab gadis berambut panjang.
              Hiruk-pikuk keramaian Seoul airport mengantar kebingungan mahasiswi cantik indonesia atas segala mimpi yang selalu ia alami, dengan memegang foto kenangannya ia berjalan pasti menuju suatu tempat.
JJJ
              Bunga-bunga bermekaran menjadi pemandangan indah disetiap jalan, sihir alam merasuk pelan dalam hati tiap pejalan kaki. Udara sejuk pegunungan mengiringi perjalanan mahasiswi S2 berwajah Asia. Senyuman manis, raut semangat penuh harap selalu tergambar.
              Sapaan ramah para penduduk berbaur indah dengan canda riang malaikat kecil. Senyum manis bagai pemandangan utama dalam sudut desa.
              Tok!....... tok!........tok!” Bunyi pintu rumah kecil.
              Angin berhembus lembut diiringi guguran daun yang terhempas.Tatapan mata dua gadis saling berkelebat dalam sejuknya udara.
              Eoni! Kau……” Terheran gadis bertubuh tinggi.
              Annyeonghaseyo!”Sapa manis gadis berambut lurus.
              “Kau sudah pulang, sudah lama aku merindukanmu.” Ucap sang gadis sembari memeluk Nara.
              “Wah aku merasa terharu dirindukan oleh si jelek. Ayo kita masuk sudah cukup lelah diriku dalam perjalanan berkeliling dunia.”
JJJ
              Pantulan sinar bulan menembus tipisnya udara malam. Gemerlapan bintang terbalut indah dalam naungan sang langit. Suara rintikan hujan terdengar layaknya melodi indah sang malam.
              Eoni bagaimana keadaan keluarga di sana ? Apakah ada salam manis dari bibi untukku ?”
              “Tentu bibi selalu titip salam terhadap anak manja seperti dirimu.”
              Hem, aku rindu dengan ejekan manismu, bagaimana dengan pertanyaanku yang pertama ?”
              “Hem, keluarga disana tetap seperti sediakala tapi kebahagiaan disana lebih lengkap setelah kepulangan paman dari Jepang.”
              Wah,senang rasanya mendengar kabar baik itu, semoga esok giliranku merasakanya. Baiklah waktu sudah malam sebaiknya kita istirahat aku tahu kau mempunyai banyak tugas setelah liburanmu.”
JJJ
              Mentari pagi terbit membawa segala harap para pemimpi. Jalan-jalan kota mulai terpenuhi oleh jejak langkah para penuduk. Suara-suara gemuruh mesin-mesin bersahutan seakan harmoni. Terlihat gedung besar dengan taman indah di depannya. Banyak para mahasiswa hilir mudik membawa sekumpulan buku ajaib pemenuh fikiran. Di sisi sudut taman terlihat pria berkaca mata meniup harmonika dengan merdu, suara merdu itu membuat burung-burung termanggut-manggut mendengarnya. Tiba-tiba suara merdu itu terhenti dan burung-burung merpati berterbangan jauh.
              Annyeonghaseyo!Mwohagoisseumnika?
              “Oh.. pagi ini terlihat indah, aku ingin menikmatinya dengan iringan merdu suara harmonica ini.”
              “Kau orang Indonesia?Wah..akukira……”
              Waktu berjalan dengan lamban dan pasti, deru angin dan tanaman-tanaman indah menemani perbincangan mereka. Tanpa sengaja Nara melihat cincin yang sangat dia kenal pada jari laki-laki itu. Ingin rasanya ia bertanya namun fikirannya selalu memberikan logika ketidak mungkinan. Tak terasa perbincangan itupun terputus dengan panggilan waktu.
              “wah..! aku terlambat, maaf tuan aku harus pergi sekarang. Permisi. Joheunharudoeseyo !!
JJJ
              Tak terasa waktu telah berjalan begitu cepat dan musim telah silih berganti. Dedaunan telah berguguran dan langit sudah berubah menjadi jingga setiap terlihat. Suasana berubah dan sangat berbeda, taman yang biasa dipenuhi oleh merpati putih dan suara harmonika sekarang menghilang. Rasa penasaran yang ada pada diri Nara berkecamuk hebat dan terkadang membuat rasionya tak mapu untuk berfikir. Tiba-tiba suara dentingan bel merambat semakin dekat padanya dan mengkaburkan fikirannya.
              “Kring...kring....kring....!!”
              Ah Shin ! kau mengagetkanku !”
              “Benarkah? Mianhe. Kau sedang menuggu seseorang ?”
              “Aku ! Bagaimana kau tahu?”
              “Ayo ikut aku !” Dengan raut serius.
              Dengan rasa penasaran Nara mengikuti Ryu Shin. Tiba-tiba pandangan mata gadis itu menjadi pucat pasi, dia dihadapkan dengan pemandangan gundukan tanah dengan bunga lili diatasnya. Jantungnya semakin terasa lemah ketika dia dihadapkanpada sebuah makam.
              “Kenapa kau mengajakku ke sini ?”
              “Kau harus mengetahui sebuah kebenaran.” Sambil menyodorkan secarik kertas.

Dear : yooja ku
Mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah tidak merasakan dinginnya musim gugur, namun itu tak membuatku sedih, karena bisa melihatmu setiap pagi adalah hal terimdah dan menyenangkan dalam hidupku. Nara, maafkan aku yang tidak bisa menepati janjiku, mungkin saat ini kau kesal padaku, namun aku tak dapat menentang takdir, dan cincin mungil yang kau berikan padaku sepuluh tahun yang lalu ku kembalikan padamu. Terimakasih atas semua yang telah kau berikan untukku. Mungkin kau sudah tahu tentang penyakit yang kuderita, namun separah apapun rasa sakit ini menggerogoti tubuhku, senyuman dan tawa yoojaku lah yang membuatku kuat. Jika nanti aku memang harus pergi menghadap-Nya aku harap kau tak menangisi kepergianku. Ini hanya masalah waktu dan takdir, karena setiap manusia pasti akan kembali pada-Nya suatu saat nanti. Satu yang perlu kau ingat, meski nanti kita akan terpisah jauh tapi aku akan tetap menjaga dan memperhatikanmu dari sini. Kaupun bias tetap melihatku sebagai salah satu bintang yang akan bersinar paling terang dilangit malam.
Mianhaeyo Nara……

              Tiba-tiba burung-burung merpati berterbangan di langit jingga. Nara tersimpuh lemah di hadapan makam, tangisan tipis mengalir di pipi lembutnya. Udara dingin yang terhempas terasa dingin disertai suara lembut yang terucap dari seorang gadis……..
              Oppa !Annyeonghi jumuseyo……..!”
THE END
 

No comments:

Post a Comment

Don't forget to give your comment guys.. :D
Arigatou..