okey.. this is my story,
I make this when I was at Senior High School with Arka Syuhada...
Happy reading Minna-San!!!
AUTUMN’S
LETTER
“Nara!
Ayo !!”
“Oppa! Tunggu, aku sudah lelah, tak bisakah kita istirahat ?” Keluh gadis kecil.
Matahari
bersinar terang menemani langkah mungil dan canda manis mereka, daun-daun yang
berguguran menghias di sekeliling mereka.
“Hem, sejuknya ... apa yang ingin kau tanyakan padaku?”
“Oppa! Ku dengar berita tentangmu, hal ini membuat aku
sedih, apa kau akan pindah ke Korea?”
“Sepertinya begitu, aku harus ikut dengan Appa.”
“Tak bisakah kau mengerti sejenak?” Raut sedih gadis
kecil berwajah oval.
“Percayakan semua pada janji dan hati kita” Senyum anak
laki-laki berkaca mata.
Burung-burung mungil bercanda riang menghias langit,
hangatnya angin menembus tubuh dengan kelembutannya.
“Excuse me miss!
We alredy arrive in korea!” Ucap pramugari.
“Oh.. Thank you”
Jawab gadis berambut panjang.
Hiruk-pikuk keramaian Seoul airport mengantar
kebingungan mahasiswi cantik indonesia atas segala mimpi yang selalu ia alami,
dengan memegang foto kenangannya ia berjalan pasti menuju suatu tempat.
JJJ
Bunga-bunga bermekaran menjadi pemandangan indah
disetiap jalan, sihir alam merasuk pelan dalam hati tiap pejalan kaki. Udara
sejuk pegunungan mengiringi perjalanan mahasiswi S2 berwajah Asia. Senyuman
manis, raut semangat penuh harap selalu tergambar.
Sapaan ramah para penduduk berbaur indah dengan canda
riang malaikat kecil. Senyum manis bagai pemandangan utama dalam sudut desa.
“ Tok!.......
tok!........tok!” Bunyi pintu rumah kecil.
Angin berhembus lembut diiringi guguran daun yang
terhempas.Tatapan
mata
dua
gadis
saling
berkelebat
dalam
sejuknya
udara.
“Eoni! Kau……” Terheran
gadis
bertubuh
tinggi.
”Annyeonghaseyo!”Sapa
manis
gadis
berambut
lurus.
“Kau
sudah
pulang, sudah lama aku
merindukanmu.”
Ucap sang gadis
sembari
memeluk Nara.
“Wah
aku
merasa
terharu
dirindukan
oleh
si
jelek.
Ayo
kita
masuk
sudah
cukup
lelah
diriku
dalam
perjalanan
berkeliling
dunia.”
JJJ
Pantulan
sinar
bulan
menembus
tipisnya
udara
malam.
Gemerlapan
bintang
terbalut
indah
dalam
naungan sang langit. Suara
rintikan
hujan
terdengar
layaknya
melodi
indah sang malam.
“Eoni
bagaimana
keadaan
keluarga di sana ?
Apakah
ada
salam
manis
dari
bibi
untukku ?”
“Tentu
bibi
selalu
titip
salam
terhadap
anak
manja
seperti
dirimu.”
“Hem, aku rindu dengan ejekan manismu, bagaimana
dengan
pertanyaanku yang pertama ?”
“Hem, keluarga
disana
tetap
seperti
sediakala
tapi
kebahagiaan
disana
lebih
lengkap
setelah
kepulangan
paman
dari
Jepang.”
“Wah,senang rasanya mendengar kabar baik itu, semoga esok giliranku merasakanya. Baiklah
waktu sudah malam sebaiknya kita istirahat aku tahu kau mempunyai banyak tugas setelah
liburanmu.”
JJJ
Mentari
pagi
terbit
membawa
segala
harap
para
pemimpi.
Jalan-jalan
kota
mulai
terpenuhi
oleh
jejak
langkah
para penuduk. Suara-suara gemuruh mesin-mesin bersahutan seakan harmoni.
Terlihat gedung besar dengan taman indah di depannya. Banyak para mahasiswa
hilir mudik membawa sekumpulan buku ajaib pemenuh fikiran. Di sisi sudut taman
terlihat pria berkaca mata meniup harmonika dengan merdu, suara merdu itu
membuat burung-burung termanggut-manggut mendengarnya. Tiba-tiba suara merdu
itu terhenti dan burung-burung merpati berterbangan jauh.
“Annyeonghaseyo!Mwohagoisseumnika?”
“Oh.. pagi ini
terlihat
indah,
aku
ingin
menikmatinya
dengan
iringan
merdu suara harmonica
ini.”
“Kau
orang Indonesia?Wah..akukira……”
Waktu berjalan
dengan lamban dan pasti, deru angin dan tanaman-tanaman indah menemani
perbincangan mereka. Tanpa sengaja Nara melihat cincin yang sangat dia kenal
pada jari laki-laki itu. Ingin rasanya ia bertanya namun fikirannya selalu
memberikan logika ketidak mungkinan. Tak terasa perbincangan itupun terputus
dengan panggilan waktu.
“wah..!
aku terlambat,
maaf tuan aku harus pergi sekarang. Permisi.
Joheunharudoeseyo
!!”
JJJ
Tak terasa waktu telah berjalan begitu cepat dan musim
telah silih berganti. Dedaunan telah berguguran dan langit sudah berubah
menjadi jingga setiap terlihat. Suasana berubah dan sangat berbeda, taman yang
biasa dipenuhi oleh merpati putih dan suara harmonika sekarang menghilang. Rasa
penasaran yang ada pada diri Nara berkecamuk hebat dan terkadang membuat
rasionya tak mapu untuk berfikir. Tiba-tiba suara dentingan bel merambat
semakin dekat padanya dan mengkaburkan fikirannya.
“Kring...kring....kring....!!”
“Ah Shin !
kau mengagetkanku !”
“Benarkah? Mianhe.
Kau sedang menuggu seseorang ?”
“Aku ! Bagaimana kau tahu?”
“Ayo ikut aku !” Dengan raut serius.
Dengan rasa penasaran Nara mengikuti Ryu Shin. Tiba-tiba
pandangan mata gadis itu menjadi pucat pasi, dia dihadapkan dengan pemandangan
gundukan tanah dengan bunga lili diatasnya. Jantungnya semakin terasa lemah
ketika dia dihadapkanpada sebuah makam.
“Kenapa kau mengajakku ke sini ?”
“Kau harus mengetahui sebuah kebenaran.” Sambil
menyodorkan secarik kertas.
Dear
: yooja
ku
Mungkin
saat kau membaca surat ini aku sudah tidak merasakan dinginnya musim gugur,
namun itu tak membuatku sedih, karena bisa melihatmu setiap pagi adalah hal
terimdah dan menyenangkan dalam hidupku. Nara, maafkan aku yang tidak bisa
menepati janjiku, mungkin saat ini kau kesal padaku, namun aku tak dapat
menentang takdir, dan cincin mungil yang kau berikan padaku sepuluh tahun yang
lalu ku kembalikan padamu. Terimakasih atas semua yang telah kau berikan
untukku. Mungkin kau sudah tahu tentang penyakit yang kuderita, namun separah
apapun rasa sakit ini menggerogoti tubuhku, senyuman dan tawa yoojaku lah yang
membuatku kuat. Jika
nanti
aku
memang
harus
pergi
menghadap-Nya
aku
harap
kau
tak
menangisi
kepergianku.
Ini
hanya
masalah
waktu
dan
takdir, karena
setiap
manusia
pasti
akan
kembali
pada-Nya
suatu
saat
nanti. Satu yang perlu
kau
ingat, meski
nanti
kita
akan
terpisah
jauh
tapi
aku
akan
tetap
menjaga
dan
memperhatikanmu
dari
sini. Kaupun bias
tetap
melihatku
sebagai
salah
satu
bintang yang akan
bersinar paling terang
dilangit
malam.
Mianhaeyo Nara……
Tiba-tiba
burung-burung merpati berterbangan di langit jingga. Nara tersimpuh lemah di
hadapan makam, tangisan tipis mengalir di pipi lembutnya. Udara dingin yang terhempas
terasa
dingin
disertai
suara
lembut yang terucap
dari
seorang
gadis……..
“Oppa !Annyeonghi jumuseyo……..!”
No comments:
Post a Comment
Don't forget to give your comment guys.. :D
Arigatou..