Hello Minna-san,,
Ths is My Series Story, I call this "Lemon-Peace"
I hope You can enjoy it !!!
Yuuta??
“coklat itu manis.” Sambil tersenyum menatapku.
“jadilah semanis coklat, dan banyak disukai orang !”
Nasehat itu, nasehat
dari ayahku yang sampai sekarang masih ku ingat. Karena kata- katanyalah aku
sekarang tumbuh menjadi gadis yang ceria. Sekarang tanggal 27 Mei 2013,
bertepatan dengan hari meninggalnya orang tuaku. Kecelakaan maut sekitar 17
tahun yang lalu, merenggut nyawa kedua orang tuaku, dan hanya satu orang yang
selamat, yaitu AKU !
“apa resep barumu hari ini kirin?” tanya Rin.
“mmm... mungkin funcakes, lebih mirip dengan cupcake” jawabku sambil
membawa buku resep kue ku.
“wah.. aku ingin menjadi orang pertama yang mencicipi cake mu ya ! karena
moodku hari ini tidak enak,!”dengan muka cemberut.
“kenapa dengan lim? Kalian bertengkar lagi?” tanyaku sambil tersenyum
dan merangkul pundaknya.
“haah... di otaknya itu hanya ada kamu rin, aku bosan setiap saat harus
menjawab pertanyaannya tentangmu !” jawabnya kesal.
“ya mau bagaimana lagi, itulah resiko berteman dengan aku yang cantik
ini !” ledekku.
“kau ini ! haiisshh !” dengan tangannya yang sembari menjitakku
“ya sudah aku ada kelas, aku akan menelfonmu nanti. Bye !”
Ucap Rin sambil melambaikan tangan.
Ucap Rin sambil melambaikan tangan.
“hmm.. hati- hati!” teriakku.
Hari ini banyak
rencana yang aku persiapkan. Pertama aku akan mengantar kue tart yang telah di
pesan oleh gadis cantik apartemen mewah itu. Setelah itu aku akan pergi ke
taman kanak- kanak untuk membagikan pink cupcakes. Setelah itu jam sembilan
nanti aku ada kelas, so aku akan ke sekolah. Sepulang sekolah aku akan pergi
ketoko bunga untuk membeli bunga krisan, bunga kesukaan ibuku. Dan yang
terakhir, aku akan mengunjungi ayah dan ibu.
###
“all we
need is forever love tonight
i bami gamyeon neujeobeoryeoyo....
urideurui sarangeun aju keodaran gijeogeul
mandeuljyo
nae
apeseon geudaeui du nuneul barabomyeon
nae
mameun tteugeopge taoreujyo
nan baraeyo sesangui modeun sarangi gadeukhagil”
I believe in love, lagu yang
sangat indah. Karena lagu itu mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan
mereka yang kurang mampu.Hmmm.... aku teringat ayahku yang bercita- cita untuk
membagikan kue buatannya kepada anak- anak. Namun karena kecelakaan itu, ayah
tidak bisa mewujudkan keinginannya, karena itulah didalam semua catatan
rencanaku selalu ada “cakes untuk anak- anak”.
“permisi ! permisi !” teriakku di depan sebuah kamar apartemen.
“kenapa tidak ada orang? Benarkan ini kamar 180?” tanyaku pada diriku
sendiri.
Aku heran, dikertas yang kubawa jelas 180,
namun... ya sudahlah mungkin sebaiknya aku bertanya pada trailer dibawah.
Fikiranku menemani langkah kakiku meninggalkan muka kamar 180 itu,
namun tiba- tiba........
“Krek......” suara pintu yang terbuka.
“Ada apa?” terdengar suara
seorang laki- laki, aku pun segera menoleh ke arah suara tersebut.
“Mmm... permisi, saya ingin mengantar kue tart ini, kemarin gadis yang
tinggal di kamar ini yang memesan.” jelasku.
“Apa kamu sedang mimpi?” jawab laki- laki yang terlihat sebaya
denganku.
“Ha?!” jawabku bingung.
“Dari seminggu yang lalu aku sudah di kamar ini, dan aku hanya tinggal
sendiri, mana mungkin ada gadis memesan itu!” jawabnya angkuh.
“Benarkah? Tapi.... aneh, disini jelas tertulis 180, mana mungkin aku
salah.” Aku menjelaskan.
“Apa kau tidak percaya? Ya sudahlah, lebih baik kau pergi saja, aku juga
ingin istirahat!” jawabnya ketus, namun sebelum pintu itu tertutup terdengar
suara teriakan.
“Kakak !” suara lembut seorang gadis, yang membuat aku dan laki- laki
itu menoleh padanya.
“Maaf ya, sudah merepotkanmu.” sapanya padaku.
“Apa? O.... tidak apa- apa”sahutku.
“Kakak, ini kue untukmu, aku sengaja mempersiapkannya untukmu, karena
hari ini ulang tahunmu, Selamat ulang tahun!” ucap gadis itu sambil tersenyum,
terlihat dari wajahnya, jika dia sangat menyukai laki- laki angkuh ini,
namun...
“Makan saja kue itu, aku tidak mau! Permisi!” jawab laki- laki itu
singkat, lalu pintu tertutup begitu saja.
Tiba- tiba gadis
itupun menangis didepanku, sambil memberikan kue itu kepadaku, dan kemudian dia
berlari keluar. Fikiranku pun berantakan. Aku harus marah atau hanya
membiarkannya karena ini bukan urusanku, dan akupun tidak tahu apa- apa. Namun
hatiku.......
“Dasar laki- laki !” geramku dalam hati.
“Tok..tok..! tok..tok..!” ketukku.
“Ada apa!” Jawab laki- laki itu.
“Ini, kue mu.” Jawabku, sambil menyodorkan kue tart yang tadi.
“Makan saja aku tidak ingin, ! kalau kau tidak mau memakannya, beri
saja pada orang lain!” Jawabnya yang kemudian menutup
pintu lagi.
“Apa?! Rupanya kau perlu diberi pelajaran ya? Baik..!” ucapku bisik.
“Brok..brok..brok..!” suara ketukan ku yang mengeras, karena disertai
rasa jengkel di hatiku.
“kreek.... ada apa la....................................”
“Plok !” suara kue tart yang mendarat pada wajahnya.
“Maaf tuan, tapi tolong terima
kue ini, karena kue ini lambang dari kasih sayang seseorang, apa anda tidak punya
perasaan, jangan seenaknya anda buang kue ini. Aku paling benci melihat laki-
laki seperti anda, yang hanya bisa meremehkan orang lain!” ucapku dengan nada
yang tertekan, karena menahan marah.
“Maaf lagi, jika kamu merasa tersinggung, tapi menurutku kamu harus
mencicipi kue ku ini, lebih pantasnya kue dari gadis tadi. Karena dia tulus
ingin memberikan ini padamu!” ucapku kesal.
Tanpa fikir panjang,
aku pun langsung pergi meninggalkan laki- laki yang wajahnya masih berlumuran
kue tart.
Betapa menyebalkannya hari ini, kenapa aku harus melihat hal seperti
tadi, dasar laki- laki tidak peka sama sekali dengan perasaan seorang perempuan.
###
“haaah... kue sudah
dibagi, kelas ku sudah selesai. Sekarang yang terakhir... ibu tunggu aku..”
Jalan yang sedikit berkelok ke arah
pemakaman orang tuaku. Sambil membawa bunga krisan kesuakaan ibu, sambil
mendengarkan musik kesukaanku, aku mengayuh sepeda terus dan terus.... sampai
akhirnya terlihat hamparan batu nisan.
“hai ibu.. ayah...!
apa kabar? Aku harap kalian baik, aku juga baik disini, sangat baik, apa kalian
tahu? Banyak cerita dan kejadian- kejadian yang aku alami hari ini. Rasanya ada yang aneh. Aku juga tidak tahu
apa itu.. haha... ya sudahlah, mungkin lebih baik kubersihkan rumah kalian ini,
iya kan?” ucapku sambil mengusap air mata.
Gundukan yang tadi hanya ditumbuhi
oleh rumput liar, sekarang telah tertutup dengan warna warni bunga dan hiasan
Krisantium.
Tidak terasa hari
sudah sore, matahari pun sudah menyembunyikan wajahnya.
Aku langsung
bergegas menggiring sepedaku, menaikinnya menjauh dari ketenangan sore itu.
“kirin, kirin,
Cepatlah...!! kau harus melihat ini.” Teriak Rin.
“Ada apa Rin? Apa
ada konser Suju lagi, sampai kau terlihat histeris seperti ini” ejekku ringan.
“bukan, tapi lihat
didaftar kelas kesenian kita yang terbaru, ini lihat *Ra-i-no Yu-u-ta*!” jawab
temanku sambil menunjukkan daftar nama kelas baru kami.
“memang kenapa
dengan nama itu? Tidak ada yang aneh kan?” ketusku.
“Aigoooo...
kirin-chan, kamu tidak tahu dia siapa?” ucap Rin sedikit jengkel.
“Tidak tahu... siapa
dia?” tanya ku.
“Ra-i-no Yu-u-ta,
laki- laki tampan, dari keluarga yang terpandang, keluarga pendesain terkenal
!!” terang Rin.
“Pendesain? Desain apa?”
tanya ku penasaran.
“Desain Gaun !!!!”
Teriak Rin di telingaku.
“Haiiiss... tidak
bisa bicara pelan saja, telinga ku bisa rusak karena mendengar suara kaleng mu
itu Rin!” ucapku jengkel.
“Haaaah...
sudahlah!!, memang sulit bicara pada orang seperti mu, yang tidak pernah
memikirkan tentang Pacar, bahkan memikirkan laki- laki saja tidak pernah, hanya
kue,kue, dan kue.” Ucap Rin sembari meninggalkan ku di Ruang Tengah.
Kalau dipikir- pikir, memang benar
aku tidak pernah memikirkan laki- laki, karena yang ada dipikiran ku hanyalah
kue, ibu, ayah, dan sekolah. Wajar, karena saat orang tuaku meninggal, aku
sudah berumur 6 tahun, umur itu sudah cukup untuk menyadari akan sakitnya di
tinggal oleh orang yang sangat kita cinta. Selama 13 tahun, ku lalui hari- hari
ku bersama bibik ku.
Saat itu tidak hanya
aku yang dirawat oleh bibik, tapi ada seorang anak laki- laki yang usianya
sebaya dengan ku, namun hidup lama di dunia bukanlah takdir anak laki- laki itu, karena saat itu, sebuah
mobil sedan merah telah berhasil merenggut nyawanya.
Aku tidak tahu siapa namanya, karena
kami berjanji tidak akan saling memberitahu nama kami, sebelum kami berteman
akrab. Saat itu yang kutahu, hanyalah *Yoh, itulah panggilan yang aku gunakan
untuk memanggilnya, sedangkan dia memanggilku *Mei, karena itu adalah nama
Bulan dimana kami pertama kali bertemu.
“Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing....!!!!”
suara weker terdengar nyaring dari kamar Rin.
“Waaaaaaaaaaaaaa....!!
aku telaaaaaaaat!!!” teriak Rin sambil berlari ke kamar mandi.
###
“Kirin ! kenapa kau tidak
membangunkan aku? Kau ini jahat sekali!” triaknya pada ku.
“lagi pula untuk apa
aku membangunkanmu, memang kau akan pergi kemana hari ini?” lirikku.
“Kau ini bagaimana?!
Tentu saja hari ini aku akan pergi sekolah,!!” jawab Rin dengan penuh
semangat.
“Sekolah? Sejak
kapan hari Minggu masuk sekolah Rin?” ucapku sambil membawa gelas ke wastafel.
“aigooo... kau tidak
tahu, kalau sekarang adalah hari pengambilan nomor bangku untuk kelas!” jawab
Rin
“ummm... ya sudah,
kalau kau akan berangkat, jangan lupa kunci pintu, and take care” ucapku
meninggalkan Rin yang sedang membuat Breakfast nya.
“Kau tidak datang ke
sekolah Kirin?” tanya Rin.
“Tidaaaaaaaak !! aku
ingin jalan- jalan ditaman saja” jawabku.
“hah ! Dasar Kirin !
Baiklah, aku akan mengambilkan nomor untukmu !!” balas Rin.
###
Yoss !! sampai disini dulu ya.....
tunggu Lemon Peace Part 2, tetap Stay ya penontooon... :D
and as usual Keep Faitoo guys.. :D
By : Mooru_chan